Wednesday, May 13, 2020

Analisa Kelayakan Bisnis atau Investasi

Studi Kelayakan Bisnis | Seventh Grace Consulting


Halo semua, kembali lagi bersama Gasel~ Di artikel ini, gua bakal ngejelasin tentang analisa kelayakan bisnis.

Nah sebelumnya kalian tahu gak nih definisi dari kelayakan bisnis itu apa? Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan (Kasmis & Jakfar, 2003).

Sampai disini apa teman-teman sekalian paham? Gua harap sudah yaa~
Nah selanjutnya gua mau ngejelasin tentang keputusan investasi. Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:

1. Payback Period
Payback period adalah periode modal kembali atau lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal atau modal yang sudah dikeluarkan. Metode ini juga sering disebut dengan metode pemulihan investasi yang merupakan metode analisi kelayakan investasi untuk menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini ialah dengan membandingkan Payback Period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback period lebih pendek dari umur ekonomisnya maka rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya.

2. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

 B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

3. Net Present Value (NPV)

NPV adalah kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi merupakan tujuan manajemen keuangan semua perusahaan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham. NPV adalah selisih jumlah kas yang yang dihailkan sebuah proyek investasi dan nilai investasi yang diperlukan atau selisih PV dari sebuah proyek dan investasi awal. Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya  (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang (Net Present Value).

Rumus yang digunakan:

NPV = ( C1 / 1 + r ) + ( C2 / ( 1 + r )2 ) + ( C3 / (  1 + r )3 ) + … + ( Ct / ( 1 + r )t ) – C0

atau 
 npv

4. Internal Rate of Return (IRR)

Internal  Rate of  Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang. IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays). Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara coba-coba. Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah Present Value dari outlet-nya.

CONTOH SOAL NPV

Sebuah Perusahaan AAA ingin membeli sebuah mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Diperkirakan untuk harga mesin tersebut adalah Rp. 150 juta dengan mengikuti aturan suku bunga pinjaman yakni sebesar 12% per tahun. Untuk Arus Kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pada pembelian mesin produksi diatas dapat dilanjutkan?

Penyelesaiannya :
 
Diketahui :

Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)

 
Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24

Jadi nilai untuk NPV-nya adalah Rp. 30,24 juta.

Apa kalian sudah paham? kalau belum silahkan melihat video yang gue cantumin dibawah, gue akan menjelaskannya lebih detail daripada diatas dengan contoh soal yang baru.



Sekian artikel dari gua, gua harap artikel ini bermanfaat buat kalian yaa. See you next time~

Thursday, May 7, 2020

Manajemen Keuangan


 7 Prinsip Manajemen Keuangan yang Perlu Diperhatikan | Ivesort.com
Halo guys gue balik lagi nih bawa artikel baru tentang Manajemen Keuangan. By The Way sudah lama ya kita tidak jumpa, mohon maaf ya karena 2 minggu kemarin gua harus UTS dulu jadi vakum dari nulis artikel deh hehe.

Nah karena disini gue bakal bahas tentang Manajemen Keuangan, gue bakal bahas definisinya terlebih dahulu. Manajemen keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan.  

Manajemen keuangan merupakan praktik yang rutin dan penting dalam lingkungan bisnis. Ini melibatkan pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan untuk memastikan ada atau tidaknya pemborosan dan mengontrol setiap hal mengenai kegiatan keuangan perusahaan yang meliputi pengadaan dana, penggunaan dana, pembayaran, proses akuntansi, penilaian risiko dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan.

Nah selanjutnya kita bahas sumber dana dalam manajemen keuangan. Sumber dana perusahaan sangat penting di rencanakan dalam pengembangan suatu bisnis. Sumber dana dapat memberikan kelancaran operasional perusahaan. Pendaanan dari suatu perusahaan merupaan salah satu fungsi dalam manajemen keuangan. Dalam meanajemen keuangan, akan diperhtungkan secara mendetail mengenai sumber dana perusahaan yang dapat mencukupi kebutuhan operasional perusahaan.

Sumber dana biasanya dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Sumber dana jangka pendek
Sumber dana perusahaan jangka pendek biasanya akan digunakan oleh perusahaan untuk modal kerja. Dana yang tergolong dalam kelompok jangka pendek harus dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun atau satu periode akuntansi. Pengembalian sumber dana jangka pendek tidak boleh lebih dari satu periode akuntansi. Sumber dana jangka pendek dapat diperoleh dari pinjaman bank jangka pendek, pendanaan persediaan, dan kredit perdangangan. 

2. Sumber dana jangka menengah
Sumber dana jangka menengah biasanya diperoleh dari leasing, term loan, dan equipment loan. Rentang waktu pengembalian sumber dana jangka menengah biasanya berkisar dari satu tahun periode akuntansi hingga lima tahun buku dan tidak boleh melebihi jangka waktu lima tahun. Penggunaan sumber dana jangka menengah biasanya dilakukan perusahaan untuk keperluan yang tidak dapat dipenuhi dengan pendanaan jangka pendek. Ketika dana terlalu sulit dikembalikan dalam jangka pendek, maka akan tergolong dalam jangka menengah. Pendanaan jangka menengah juga dapat dipilih ketika terlalu sulit menerapkan skema pendanaan jangka panjang.

3. Sumber dana jangka panjang
Jika perusahaan melakukan ekspansi secara masif dalam skala perusahaan maka dapat menggunakaan pendanaan jangka panjang. Tempo pengembalian sumber dana jangka panjang umumnya dilakukan lebih dari lima tahun buku. Jenis pendanaan jangka panjang diantaranya adalah penerbitan obligasi dan hipotik. 

Penggunaan dana dalam manajemen keuangan harus tepat, karena kalau tidak tepat bisa-bisa bisnis akan hancur dikemudian hari. Penggunaan dana itu sangat penting karena dapat untuk mencapai visi atau tujuan perusahaan pada kerangka waktu yang ditentukan. Penggunaan sumber dana juga harus sesuai dengan rencana serta sasaran pokok usaha sehingga dapat memaksimalkan keuntungan bagi pemilik modal dan kontinuitas pengembalian pinjaman. Tetapi sebelumnya, rencana dana harus ditetapkan terlebih dahulu dan lagi ini merupakan bagian dari rencana usaha atau kelayakan usaha, dimana pengalokasian dana harus mengikuti prinsip pengelolaan keuangan yang telah ditetapkan dalam rencana tersebut.

Selanjutnya kita akan bahas mengenai cash flow. Definisi dari cash flow adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.

Cash flow terdiri dari 2 macam, yaitu
1. Cash Inflow 
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
•    Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
•    Penagihan piutang dari penjualan kredit.
•    Penjualan aktiva tetap yang ada.
•  Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
•    Pinjaman/hutang dari pihak lain.
•    Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2. Cash out flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :
•    Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
•    Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
•    Pembelian aktiva tetap.
•    Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
•    Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
• Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. 

Nah sekiranya itu saja artikel dari saya mengenai manajemen keuangan, semoga bermanfaat untuk kalian semua~ Kurang lebihnya mohon maaf, see u!!